Jakarta –
Akhir-akhir ini, serial HBO ‘The Last of Us’ menjadi pembicaraan di kota. Serial ini menceritakan tentang epidemi yang disebabkan oleh jamur super parasit ‘Cordyceps’ yang mengambil alih pikiran orang, dan mengubahnya menjadi zombie.
Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa wabah yang disebabkan oleh jamur bisa menjadi kenyataan. Salah satunya diungkapkan oleh ahli mikrobiologi molekuler Dr. Mark Ramsdale.
“Beberapa berpotensi beralih dari satu gaya hidup ke gaya hidup lainnya dan menjadi patogen dalam konteks yang tidak kita pikirkan sebelumnya,” jelas Dr Ramsdale seperti dikutip dari Daily Star, Rabu (25/1/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Meskipun jamur ini tidak ada dalam daftar jamur yang berpotensi mengancam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), itu adalah organisme yang sangat nyata. Jamur Cordyceps ini tidak berevolusi untuk mengakomodasi suhu tubuh normal manusia 37 derajat Celcius.
Ancaman Jamur Berbahaya Lainnya
Saat ini, jamur Cordyceps mungkin bukan sumber ancaman bagi manusia. Namun, ahli patogen jamur manusia Profesor Elaine Bignell menunjukkan potensi bahaya dari jamur lain.
“Sejumlah spesies jamur merupakan patogen yang cukup menonjol dan membunuh ratusan ribu orang setiap tahun – hanya saja orang tidak benar-benar menyadarinya,” kata Profesor Bignell.
Sebuah laporan dari WHO mengungkapkan bahwa infeksi jamur telah “meningkat secara signifikan” di antara pasien rumah sakit selama wabah COVID-19. Salah satu jamur yang dianggap memiliki risiko paling signifikan adalah Aspergillus Fumigatus, jamur yang biasa ditemukan di rumah-rumah yang dapat menyebabkan penyakit paru kronis dan akut, bahkan kematian.
Selain itu, jamur berbahaya lainnya yang disebutkan dalam laporan WHO adalah Candida auris. Ini adalah jamur yang sangat kebal obat yang telah menyebabkan banyak wabah di rumah sakit di seluruh dunia.
Jamur dapat menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa pada orang dengan kekebalan yang lemah.
Profesor Bignell menjelaskan kesamaan antara jamur pembunuh yang dapat membahayakan manusia. Jamur dapat tumbuh pada suhu tubuh manusia, dan ini tidak biasa pada jamur.
“Kebanyakan jamur di lingkungan cocok untuk tumbuh dalam kondisi yang lebih ringan, dan ini memberi tekanan besar pada setiap mikroorganisme untuk mengatasi respon imun dalam tubuh manusia dan menghadapi suhu tinggi,” tutupnya.
Simak video “Buruk! Kasus campak di Indonesia meningkat 32 kali lipat”
[Gambas:Video 20detik]
(halo)