Jakarta, CNNIndonesia —
Neraca perdagangan barang Indonesia kelebihan sebesar US$54,46 miliar atau Rp818,2 triliun (asumsi kurs Rp15.025 per dolar AS) sepanjang tahun 2022. Namun, Indonesia masih mengalami defisit dibandingkan tiga negara mitra dagang di tengah kinerja positif tersebut.
“Tiga negara dengan defisit neraca perdagangan nonmigas terbesar sepanjang 2022, yakni Australia, Thailand, dan China,” kata Kepala BPS Margo Yuwono, Senin (16/1).
Berdasarkan data BPS, defisit perdagangan Indonesia dengan Australia mencapai US$ 6 miliar. Pasalnya, nilai impor dari dalam negeri mencapai US$9,23 miliar, lebih tinggi dari nilai ekspor sepanjang tahun yang hanya US$3,22 miliar.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Komoditas penyumbang defisit terbesar Australia adalah bahan bakar mineral US$1,93 miliar, biji-bijian US$1,72 miliar, dan bijih logam, terak dan abu US$880 juta.
Defisit perdagangan terbesar kedua dengan Thailand senilai US$3,96 miliar. Nilai impor Indonesia dari Negeri Gajah Putih itu mencapai US$10,85 miliar dan ekspornya hanya US$6,89 miliar.
Komoditas pendukung berupa plastik dan barang dari plastik US$1,30 miliar, gula dan kembang gula US$1,19 miliar, dan mesin/mekanik pesawat terbang US$1,17 miliar.
Ketiga, defisit dengan China sebesar US$3,61 miliar, dimana impor mencapai US$67,16 miliar dan ekspor hanya US$63,55 miliar.
“Defisit terbesar dengan China ada pada komoditas mesin mekanik/pesawat, mesin/peralatan listrik, serta plastik dan barang dari plastik,” jelasnya.
Sedangkan tiga negara penyumbang surplus terbesar sepanjang 2022 adalah Amerika Serikat sebesar US$18,89 miliar, India sebesar US$16,16 miliar, dan Filipina sebesar US$11,41 miliar.
[Gambas:Video CNN]
(ldy/dzu)