Jakarta, CNNIndonesia —
Bank spesialis pinjaman perusahaan baruBank Lembah Silikon (SVB) runtuh pada Jumat (10/3).
Namun, apakah tabungan senilai US$175,4 miliar atau setara Rp2.712 triliun milik nasabah akan hilang?
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), sebagai pihak yang ditunjuk sebagai penerima pelepasan aset SVB, menjelaskan nasabah tertanggung akan memiliki akses ke simpanan.
SVB adalah bank yang berspesialisasi dalam pembiayaan startup. SVB sudah menjadi bank AS terbesar ke-16 berdasarkan aset. Pada akhir 2022, SVB memiliki aset sebesar US$209 miliar dan simpanan sekitar US$175,4 miliar.
[Gambas:Video CNN]
Namun, menurut FDIC, 89 persen dari simpanan Silicon Valley Bank senilai US$175,4 miliar tidak diasuransikan pada akhir tahun 2022. Nasib dana tersebut akan ditentukan kemudian.
Menanggapi runtuhnya SVB secara tiba-tiba, Menteri Keuangan Janet Yallen mengadakan pertemuan darurat dengan regulator perbankan AS. Ia berharap regulator perbankan dapat mengambil langkah strategis untuk memastikan sistem perbankan tetap berjalan.
“Sekretaris Yellen menyatakan kepercayaan penuh pada regulator perbankan untuk mengambil tindakan yang tepat sebagai tanggapan dan mencatat bahwa sistem perbankan tetap tangguh dan regulator memiliki alat yang efektif untuk menghadapi peristiwa seperti ini,” kata pernyataan Departemen Keuangan. ).
Runtuhnya SVB memicu kepanikan di antara perusahaan modal ventura besar yang dilaporkan menyarankan perusahaan untuk menarik uang mereka dari bank.
Setelah SVB runtuh, regulator California akhirnya memutuskan untuk menutup pemberi pinjaman startup. Untuk menopang neraca, SVB berencana menjual saham baru senilai US$2,25 miliar.
“Kondisi SVB memburuk begitu cepat sehingga tidak bisa bertahan lima jam lagi. Ini karena deposan menarik uang mereka begitu cepat sehingga bank bangkrut, dan penutupan harian tidak dapat dihindari karena bank beroperasi secara klasik,” kata Chief Officer Eksekutif Better Markets tulis Dennis M. Kelleher dalam keterangannya.CNN.com, Sabtu (11/3).
Salah satu alasan penurunan SVB adalah akibat dari kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve selama setahun terakhir. SVB juga merupakan bank terbesar yang runtuh sejak krisis keuangan 2008.
Ada banyak penyebab mengapa bank ini gagal, namun diduga kuat salah satunya dipengaruhi oleh badai kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve (Fed) AS baru-baru ini yang merusak kondisi keuangan startup tersebut.
Kegagalan SVB merupakan yang terbesar setelah Washington Mutual bangkrut pada 2008. Saat itu, peristiwa kebangkrutan memicu krisis keuangan yang melumpuhkan perekonomian selama bertahun-tahun.
Sejak saat itu regulator di AS telah memberlakukan persyaratan modal yang lebih ketat pada bank untuk memastikan kegagalan bank tidak akan merugikan sistem keuangan dan perekonomian secara lebih luas.
(dapat membaca)
[Gambas:Video CNN]