Jakarta –
Lisa Presley, penyanyi sekaligus putri musisi ikonik Amerika Elvis Presley meninggal dunia pada Kamis (12/1/2023). Dikutip dari Mirror, kematian Lisa di usia 54 tahun disebabkan oleh sindrom ‘patah hati’ akibat kematian putranya. Lisa disebut masih berduka atas kematian Benjamin di tahun 2020 ini.
“Karena saya telah hidup dalam kenyataan mengerikan dari cengkeramannya yang tak henti-hentinya sejak kematian putra saya dua tahun lalu, saya pikir saya akan membagikan beberapa hal yang harus diperhatikan terkait kesedihan,” tulis Lisa dalam postingan Instagram @ lisampresley beberapa waktu lalu untuk merayakan Hari Kesadaran Duka Nasional.
Dikutip dari Mayo Clinic, sindrom patah hati adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh stres dan emosi yang ekstrem. Sindrom ini juga bisa dipicu oleh penyakit fisik yang serius atau pembedahan. Sindrom Patah Hati juga dikenal sebagai kardiomiopati takotsubo, kardiomiopati stres, dan sindrom balon apikal.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Penyebab pasti sindrom ‘patah hati’ tidak diketahui. Lonjakan hormon stres dan adrenalin diduga menjadi penyebabnya. Hormon stres ini dapat berasal dari peristiwa fisik atau emosional yang intens seperti penyakit mendadak, operasi besar, dan kematian orang yang dicintai. Selain itu, penggunaan obat-obatan yang dapat memicu sindrom ini yaitu dekongestan hidung, sabu, dan kokain.
Gejala sindrom patah hati hampir seperti serangan jantung, yaitu nyeri mendadak atau nyeri dada dan sesak napas. Gejala yang muncul dapat mengganggu cara jantung memompa darah dan terkadang jantung berkontraksi lebih kuat.
Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri dada yang tidak biasa, detak jantung yang cepat, atau sesak napas, segera hubungi layanan darurat seperti ambulans (119). Kondisi ini harus segera ditangani secara medis agar tidak berujung pada kematian.
Tonton video “Bisakah Sindrom Patah Hati Berulang?”
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)