liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Kisah Manusia Tertua di Dunia, Pernah Alami 2 Kali Pandemi Seumur Hidupnya


Jakarta

María Branyas Morera dari Spanyol dinobatkan oleh Guinness World Records sebagai orang tertua di dunia setelah kematian Lucile Randon (118) di Prancis. Sepanjang hidupnya, María yang kini berusia 115 tahun telah menyaksikan masa-masa penting di dunia, yaitu Perang Dunia I dan II, perang saudara Spanyol, wabah flu Spanyol, dan wabah COVID-19.

Dikutip dari laman Guinness World Records, María menjadi berita global setelah ia selamat dari wabah COVID-19 pada Mei 2020. Saat itu, Spanyol menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak sebelum vaksin tersedia. María diyakini sebagai pasien COVID tertua yang masih hidup sebelum Randon selamat dari tertular virus itu sendiri.

“Keteraturan, ketenangan, hubungan baik dengan keluarga dan teman, hubungan dengan alam, kestabilan emosi, tidak ada kekhawatiran, tidak ada penyesalan, banyak hal positif dan jauhi orang jahat,” tulis Rekor Dunia Guinness di situs webnya.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Menurut María, umur panjang adalah takdir. Menurut pejabat Guinness, genetika yang baik adalah salah satu faktor yang berkontribusi pada umur panjang María.

María lahir di San Francisco pada 4 Maret 1907, setahun setelah orang tuanya pindah dari Spanyol ke AS. Selama delapan tahun berikutnya, keluarganya pindah ke Texas dan New Orleans, tempat ayahnya mendirikan majalah berbahasa Spanyol Mercurio.

Dia juga melewati peristiwa penting sepanjang hidupnya. Ayahnya meninggal karena tuberkulosis paru dalam perjalanan laut dari AS ke Spanyol. Rute dialihkan karena perang dunia pertama membuat rute tersebut sangat berbahaya sehingga kapal harus melewati Kuba dan Azores.

Pada tahun 1918, wabah flu Spanyol mulai melanda dunia. Perang Saudara Spanyol pecah saat María berusia 29 tahun. Dia menyebut kejadian itu sebagai “kenangan yang sangat buruk”. Segera setelah itu, Perang Dunia Kedua pecah.

María juga memanfaatkan kemajuan teknologi untuk tetap berhubungan dengan kerabatnya, terutama media sosial dan komunikasi digital. Dia menggunakan voice-to-text dan Twitter untuk tetap berhubungan dengan orang yang dicintainya.

“Hidup tidak permanen bagi siapa pun. Di usiaku, Tahun Baru adalah hadiah, perayaan sederhana, perjalanan indah, momen kebahagiaan,” tulis María di akun Twitternya @MariaBranyas112 selama Tahun Baru 2023.

Tonton Video “Penolakan China atas Tuduhan Ketidaktransparan Terkait Covid-19”
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)