liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Disebut Kota Gaib, Nama Saranjana Tercatat di Peta Hindia Belanda


Makassar

Saranjana, kota sakti di Pulau Kalimantan, rupanya masih berkaitan dengan legenda Gunung Sebatung. apa ceritanya Mari menonton.

Keberadaan kota ajaib bernama Saranjana juga dikaitkan dengan legenda terciptanya Gunung Sebatung di Kalimantan. Sebelumnya, Pulau Laut dikuasai oleh Kerajaan Kabut yang dipimpin oleh Raja Pakurindang.

Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur adalah salah satu peneliti yang meneliti Saranjana. Dalam jurnalnya yang berjudul Saranjana dalam Catatan Sejarah: Kota Gaib di Pulau Laut, Kalimantan Selatan, Mansyur menceritakan sebuah legenda lokal terkait dengan terciptanya Gunung Sebatung.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Dikisahkan Raja Pakurindang memiliki dua orang anak yang sering bertengkar. Mereka adalah Sambu Ranjana dan Sambu Batung.

Raja juga ingin mengakhiri perseteruan antara kedua putranya dengan membagi wilayah. Sambu Batung akhirnya menguasai alam manusia yang kemudian berubah menjadi Gunung Sebatung.

Sedangkan Sambu Ranjana mengambil jalan lain. Dia tidak mau pergi dengan saudaranya, jadi dia membangun Kota Saranjana di dunia gaib.

Mansyur juga mengajukan hipotesa bahwa Saranjana merupakan wilayah kekuasaan suku Dayak yang tinggal di Pulau Laut. Suku Dayak yang dimaksud adalah suku Dayak Samihim, sub suku Dayak yang mendiami wilayah timur laut Kalimantan Selatan.

Berdasarkan sumber lisan, kerajaan mereka dikenal dengan nama Nan Sarunai yang dihancurkan oleh pasukan Jawa yang disebut dari Marjampahit atau Majapahit. Kerajaan Saranjana konon muncul sebelum tahun 1660-an atau sebelum abad ke-17 Masehi. Sambu Ranjana adalah kepala suku.

Selain itu, dalam hipotesis disebutkan bahwa Saranjana adalah kota impian. Dasar hipotesis berasal dari sejarah Pulau Laut yang pernah diperintah oleh seorang penguasa Kesultanan Banjar bernama Pangeran Purabaya.

Putera Purabaya adalah seorang bangsawan awal yang membangun Pulau Laut. Tapi pembangunannya belum selesai, dia memberontak tapi hancur.

Selanjutnya, setelah Purabaya meninggal pada tahun 1717, tidak banyak catatan sejarah tentang kawasan ini. Catatan yang ditemukan menyebutkan Pulau Laut dipinjamkan ke VOC untuk mengumpulkan komoditas sarang burung walet.

Saranjana akhirnya menjadi kenangan bersama, dimana Purabaya pernah berharap kawasan tersebut menjadi kawasan yang maju. Seiring waktu, ini telah menjadi kota impian mitos, lengkap dengan semua teknologi canggih dan kemewahan di sekitarnya.

—–

Artikel ini telah diposting di detikSulsel dan selengkapnya dapat dibaca di sini.

Tonton Video “Pele Diabadikan sebagai Nama Jalan di Brasil”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)