Jakarta –
Pada tahun 2022, populasi China akan mengalami penurunan pertama dalam enam dekade. Atas dasar ini, penasihat politik China mengusulkan izin bagi perempuan yang belum menikah untuk mengakses pembekuan sel telur sebagai langkah untuk menjaga kesuburan mereka.
Berbicara kepada media Global Times, penasihat politik China Lu Weiying mengatakan dia juga mengusulkan untuk memasukkan perawatan ketidaksuburan dalam sistem asuransi kesehatan masyarakat. Proposal tersebut akan dipresentasikan pada Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) yang akan dimulai pada 4 Maret.
Lu, yang juga seorang dokter kesuburan di provinsi Hainan, China selatan, berada di balik proposal tersebut. Menurutnya, dengan memberikan akses kepada wanita lajang untuk membekukan sel telurnya, memungkinkan mereka untuk mengawetkan sel telurnya sebelum melewati masa puncak reproduksinya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Wanita itu tetap harus menikah jika ingin menggunakan sel telur bekunya dan hamil di kemudian hari,” kata Lu seperti dilansir Reuters, Selasa (28/2/2023).
Rekomendasi Lu datang ketika pihak berwenang mencoba untuk meningkatkan angka kelahiran yang goyah dengan insentif termasuk cuti melahirkan yang diperluas, tunjangan keuangan dan pajak untuk memiliki anak dan subsidi perumahan. Tahun lalu, China mencatat angka kelahiran terendah sebesar 6,77 kelahiran per 1.000 orang.
Beberapa provinsi telah mengubah peraturan mereka untuk meningkatkan angka kelahiran. Salah satunya adalah provinsi Jilin di timur laut Tiongkok.
Provinsi yang memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah di negara itu, mengubah aturannya pada tahun 2002 untuk mengizinkan wanita lajang mengakses IVF. Namun, itu tidak banyak berpengaruh dengan praktik yang masih dilarang secara nasional di bawah Komisi Kesehatan Nasional China.
Tingkat kesuburan China 2022 sebesar 1,18 adalah yang terendah. Angka ini jauh di bawah standar Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) sebesar 2,1 untuk populasi yang stabil.
Namun, Negeri Tirai Bambu itu belum merilis secara resmi data kesuburannya untuk tahun 2022.
Penyebab penurunan demografi China adalah kebijakan satu anak China yang diberlakukan antara 1980-2015. Selain itu, mahalnya biaya pendidikan juga menjadi faktor terpuruknya seks di negeri ini.
Tonton Video “Penurunan Populasi dalam 60 Tahun, Generasi Muda China Menolak Punya Keluarga”
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/naf)