Jakarta –
Makanan viral di pinggir ‘rice oil’ yang diolah dengan minyak berlebih. Menunya menyajikan sepiring nasi dengan cabai dan saus bumbu yang ditaburi minyak.
Terkait hal tersebut, pakar penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan bahwa mengonsumsi makanan dengan minyak berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit, terutama dislipidemia. Kondisi ini mengacu pada tingkat yang tidak sehat dari satu atau lebih jenis lipid atau lemak dalam darah.
“Saya khawatir dengan efek peningkatan kasus dislipidemia dan turunannya,” terang dr Koko dalam cuitan dari akun Twitter pribadinya, dikutip detikcom seizinnya, Selasa (17/1/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dislipidemia mengacu pada tingkat yang tidak sehat dari satu atau lebih jenis lipid (lemak) dalam darah. Darah mengandung tiga jenis lipid:
trigliserida lipoprotein densitas tinggi (HDL) dan lipoprotein densitas rendah (LDL).
Jika seseorang menderita dislipidemia, biasanya kadar LDL atau trigliseridanya terlalu tinggi. Kondisi ini juga menandakan kadar HDL yang rendah.
Apa bahayanya?
Laman Healthline menjelaskan bahwa LDL sering dianggap sebagai jenis kolesterol ‘jahat’ karena dapat menumpuk dan membentuk gumpalan atau plak di dinding arteri. Terlalu banyak plak di arteri jantung dapat menyebabkan serangan jantung.
HDL adalah kolesterol ‘baik’ karena membantu menghilangkan LDL dari darah. Mengalami dislipidemia berarti kadar kolesterol baik dalam tubuh turun.
Trigliserida disimpan dalam sel lemak dan dilepaskan sebagai energi saat tubuh membutuhkannya. Namun, jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang Anda bakar, penumpukan trigliserida dapat terjadi.
Kadar LDL dan trigliserida yang tinggi menempatkan Anda pada risiko serangan jantung dan stroke yang lebih tinggi. Kadar kolesterol HDL yang rendah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi
Simak video “Penjelasan Seorang Dokter Tentang Dislipidemia”
[Gambas:Video 20detik]
(kna/suc)