Jakarta, CNNIndonesia —
Tn Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Yogyakarta, mengatakan Mt merapikan Tidak akan ada letusan besar seperti yang terjadi pada 2010. Dia mengatakan, pola erupsi di gunung berapi aktif ini sudah berubah dari sebelumnya.
“Tidak akan meletus seperti dulu,” kata Sultan di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu (11/3), dilansir Antara.
“Orang lain, sudah lebih dari sepuluh tahun. Biasanya sudah empat tahun meletus,” katanya lagi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Menurutnya, awan panas yang turun dari Merapi sejak Sabtu berguna untuk mengisi rongga di sekitar gunung yang rusak akibat aktivitas penambangan pasir.
Aktivitas Gunung Merapi, kata dia, akan berhenti dengan sendirinya meski membutuhkan waktu.
“Yang penting ‘fill’ (pengisian) yang rusak akibat penambangan, itu saja. Nanti kalau lubangnya ditutup, itu akan berhenti sendiri. Memang butuh waktu (waktu, red) yang lama. Waktu karena itu tidak hanya di atas, tapi juga di bawah. Itu lobang,” ujarnya.
Sri Baginda meminta masyarakat tidak panik menghadapi longsoran panas yang menggulung hingga maksimal empat kilometer.
“Sekarang memang harus keluar, ya memang ‘semprot’, tapi hanya satu kilometer, dua kilometer karena ada pertambangan di sekitar sana,” kata Raja Keraton Yogyakarta itu.
BPPTKG sebelumnya menjelaskan erupsi Merapi pada Sabtu merupakan yang terbesar kedua setelah erupsi pada 2021. Ada 24 awan panas namun tidak sebanyak 52 yang terjadi pada 27 Januari 2021.
Hingga saat ini status Merapi masih Level III yang tidak berubah sejak November 2020.
Sejauh ini, belum ada peringatan evakuasi bagi warga sekitar karena awan panas yang turun tidak melewati jarak aman yang direkomendasikan BPPTKG.
(biaya)
[Gambas:Video CNN]