Jakarta, CNN Indonesia —
Manufaktur Kreatif Tunggal (Esemka) mengaku menghentikan operasional pabrik di Boyolali selama pandemi Covid-19 dan mengklaim tidak ada pekerja yang dirumahkan (PHK).
Direktur Utama Esemka Eddy Wirajaya mengatakan, perseroan masih membayar ratusan pekerja. Dia juga menegaskan bahwa tidak ada pemotongan gaji selama wabah.
“Karyawan kami sekarang sudah lebih dari 200 orang, saya lupa detailnya tapi kurang lebih segitu. Jadi luar biasa, saat ada karyawan yang di-PHK saat pandemi, kami bisa survive. Semua karyawan juga digaji normal,” ujar Eddy saat ditemui. di Kemayoran, Jakarta Pusat, mengutip detik.com, Selasa (28/2).
Pabrik Esemka diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2019 lalu. Pabrik yang berlokasi di Desa Demangan, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ini memiliki fasilitas produksi seluas 12.500 ribu meter persegi yang dibangun di atas lahan seluas 115 ribu meter persegi.
Di pabrik ini terdapat proses produksi seperti perakitan kendaraan, pengecatan hingga pengujian.
Nilai investasi yang dikeluarkan untuk pabrik tersebut disebut-sebut mencapai Rp 600 miliar. Kapasitas produksi pabrik itu disebut mencapai 18 ribu unit per tahun, artinya 1.500 unit per bulan atau sekitar 50 unit per hari.
Sebelum berhenti karena wabah, pabrik tersebut sempat memproduksi pikap Bima. Eddy mengatakan produksi telah dimulai kembali ‘setahun yang lalu’ tetapi tidak menjelaskan kapan.
Berpartisipasi dalam pameran dan mobil listrik
Empat tahun berselang, brand lokal ini kembali memamerkan taringnya dengan tampil ke publik melalui Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 yang akan berlangsung 16-26 Februari ini. Pada pameran ini, perseroan meluncurkan produk baru di segmen mobil listrik, Bima EV.
Eddy juga membeberkan hasil penjualan Esemka di IIMS 2023, dari hari pertama hingga ke-10.
“Sudah terjual belasan unit (sampai hari ke-10), belum seratus. Kalau seratus, saya kasih undian untuk satu mobil, tapi belum seratus. Sudah lebih dari 30 unit, itu SPK, ” kata Eddy.
Menurut Eddy, persentase penjualan pikap Bima dan Bima EV hampir seimbang.
“Hampir 50 persen model EV, dua varian. Tapi pikap lebih dominan,” ujarnya.
(biaya)
[Gambas:Video CNN]