liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Emosi Anak Remaja Meluap-luap? Ini Pemicu yang Tak Disadari-Cara Mengatasinya


Jakarta

Masa remaja adalah masa yang rentan. Pada masa itu, remaja mengalami pubertas yang berupa perubahan fisik dan emosional. Pada masa ini remaja membutuhkan dukungan, bantuan, dan pengertian dari orang-orang disekitarnya terutama orang tua.

Menurut dokter anak Dr Fransisca Handy BW Agung, SpA, IBCLC, meski otak berkembang pada 1.000 hari pertama setelah lahir, fungsinya baru berkembang saat remaja. Otak tengah (otak limbik) bertanggung jawab atas kematangan emosi, kreativitas, keberanian. Sedangkan otak frontal (prefrontal cortex) bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan, perkembangan rasional.

“Otak berkembang lebih dulu sehingga banyak perilaku berisiko yang dilakukan pada masa remaja,” jelas Dr Fransisca dalam talk show ‘Keep Come and Carry On’ International Adolescent Health Week di Fakultas Kedokteran UPH, Tangerang, Sabtu (18/3). /2023).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Perkembangan otak ini membuat remaja rentan terhadap ketidakstabilan emosi. Oleh karena itu, Dr Fransisca berpendapat penting bagi remaja untuk memiliki kemampuan bersosialisasi untuk proses pengaturan emosi.

“Remaja perlu banyak kegiatan, organisasi, kepanitiaan. Karena kita akan lebih banyak tekanan dalam hidup sehingga kita melatih hari-hari yang lebih baik. Kemudian membangun sistem pendukung. Jika banyak kegiatan, remaja akan memiliki lebih banyak teman sehingga mereka bisa mengelola kesulitan dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Psikolog Anastasia Satriyo, M Psi mengatakan, remaja sering mengalami ketidakstabilan dan bingung dengan emosinya sendiri. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental.

“Di Indonesia, apapun masalahnya, mereka disuruh berdoa saja. Kesehatan mental itu sesuatu yang biologis dan harus dibantu. Dalam proses perkembangan, kesehatan mental sering dianggap sebagai suatu sifat. Mandi. Mereka punya ilmu, tapi kenapa tidak? Mager. Otaknya belum terintegrasi,” kata Anastasia dalam kesempatan yang sama.

Oleh karena itu, perkembangan otak pada masa remaja perlu dipupuk. Anastasia menyarankan untuk berlatih mengenali nama-nama emosi dan menghadapinya sejak kecil. Kemudian, ketika remaja mengalami masalah, tidak harus segera diselesaikan. Luangkan waktu untuk memproses emosinya. Bagikan juga kata-kata penyemangat untuk remaja yang sedang berjuang untuk membantu mereka mengelola emosinya.

International Adolescent Health Week (IAHW) adalah pekan kesadaran kesehatan remaja global tahunan. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan pemuda yang kurang mampu. IAHW terutama dikelola di negara-negara dengan organisasi kesehatan remaja. Di Indonesia sendiri, tahun ini peringatan IAHW yang pertama diadakan secara tatap muka di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan.

Tonton video “Jika Anak Mengalami Gangguan Makan”
[Gambas:Video 20detik]
(Celine Kurnia/naf)