Jakarta –
Aktor film Arawinda disebut menjadi korban bom cinta dan manipulasi dalam kasus perselingkuhan yang menyeret namanya atas tuduhan ‘mengambil’ suaminya. Hal tersebut disampaikan oleh manajemen yang mendukungnya, yaitu KITE Entertainment.
Terlepas dari nama yang terlibat dalam kasus tersebut, psikolog klinis sekaligus pendiri pusat konsultasi Anastasia and Associates, Anastasia Sari Dewi menjelaskan, love bombing merupakan sikap memberikan perhatian besar secara tiba-tiba dan terburu-buru. Ini bisa terjadi di awal kenalan atau di awal hubungan, tidak lebih dari mendapatkan simpati dan empati dari orang yang Anda sukai.
“Bom cinta dan manipulasi adalah ciri-ciri yang terkesan terburu-buru, sepertinya cara mendapatkan atau memberikan perhatian sangat besar dan seketika seperti bom yang jatuh yang berisi perhatian. Mungkin kata-kata, mungkin hadiah, mungkin pelayanan yang disampaikan secara tiba-tiba. hari, tunggu, tolong ini dan ini, dikasih itu dan hadiah ini,” jelas Sari kepada detikcomRabu (30/11/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Orangnya juga tiba-tiba pengen segera dapat kepastian, kayak kenal sama orang, tapi orang yang dikenalnya itu kayaknya baik buat dia. Dia mau dapat, makanya kasih banyak perhatian, hadiah, mungkin bantuan. , likes bom seperti itu,” lanjutnya.
Tidak seperti hubungan normal, pasangan yang memulai dengan bom cinta lebih berisiko bertengkar. Pada tahap inilah muncul peluang untuk dimanipulasi oleh para pelaku bom cinta. Pasalnya, karena banyaknya hal yang diberikan dan diperjuangkan oleh pelaku di awal hubungan, korban menyalahkan dirinya sendiri saat terjadi pertengkaran dalam hubungan tersebut.
SELANJUTNYA: Love bombing bukanlah wujud cinta, melainkan ‘senjata’