Surabaya –
Ada banyak dusun di Jawa Timur yang memiliki nama unik. Meski unik, itu bukan porno. Turis tidak gugup ketika mendengar nama-nama desa dari Memek hingga Kolor.
Kesedihan identik dengan pikiran kotor. Dalam bahasa Jawa, kata ngeres identik dengan keadaan kotor, seperti saat pasir masuk ke dalam sepatu atau saat mengunyah nasi yang ada bulirnya.
Nama desa di Jawa Timur berikut memang unik, tapi sekali lagi, jangan terlalu dipikirkan. Karena di balik namanya yang unik, ada cerita tersendiri tentang 5 dusun ini.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Nama Dusun Memek di Kota Santri, Jombang mengejutkan banyak orang. Pikiran orang yang pertama kali mendengar nama dusun itu otomatis ngeri, mengasosiasikannya dengan kemaluan perempuan.
Mengenai asal usul nama desa tersebut, sampai saat ini hanya menjadi cerita turun temurun dan belum bisa dipastikan kebenarannya. Dusun Memek berada di Desa Tanjung Wadung, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.
Namanya terpampang jelas di pintu gerbang untuk memasuki desa ini. Tak hanya itu, Dusun Memek juga disematkan di KTP-nya.
Nama Dusun Memek mengacu pada alat kelamin perempuan karena banyak orang yang salah mengejanya. Sebenarnya, dua E pada kata Memek terdengar sama dengan suku kata me pada kata fly, seperti pada kata now, atau lagi pada kata crush.
Orang tua Dusun Memek, Sarmin (70) mengatakan, desa seluas 32,9 hektar ini dulu bernama Dusun Katul. Menurutnya, dalam bahasa Jawa, katul berarti dedak dan kemaluan perempuan. Ia mendapatkan cerita ini dari ayahnya, almarhum Saleh Sumoastro yang meninggal sekitar tahun 1974.
“Kemudian diubah menjadi Memek karena Katul dianggap tidak pantas. Saya kira dulu diubah oleh nenek kita, entah kapan. Ayah saya tahu cerita seperti itu. Semasa hidup ayah namanya Memek,” kata Sarmin sambil berbincang di sela-sela kesibukan menanam cabai, Jumat (29/7/2022) lalu.
2. Dusun Montok
Di Pamekasan juga ada sebuah dusun dengan nama yang unik. Namanya Dusun Montok. Konon, namanya ada hubungannya dengan ketimun dan kacang hijau.
Sebab, dalam bahasa Madura, ketimun dan kacang disebut temon ben otok. Kata temon ben otok kemudian disingkat menjadi montok, dan digunakan sebagai nama dusun tersebut.
3. Dusun Warna
Dari Pamekasan pindah ke Sumenep. Ada Dusun Kolor. Dalam bahasa Jawa, kolor artinya celana pendek.
Di Dusun Kolor, sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Dari sekitar 12.000 penduduk yang tinggal di desa ini, 60 persennya adalah petani.
4. Dusun Pungung Duwur
Dusun Bokong Duwur terletak di Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Nama dusun ini mengundang gelak tawa bagi siapa saja yang pertama kali mengenalnya.
Karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), butt berarti pantat. Kemudian dalam bahasa Jawa, duwur artinya tinggi.
5. Dusun Pinggung Ngisor
Sama seperti Dusun Bokong Duwur, Dusun Bokong Ngisor juga berada di Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo.
Jika dalam bahasa Jawa duwur artinya tinggi, maka bawa artinya rendah. Itu yang membuat nama kedua dusun mencuri perhatian.
—–
Artikel ini pernah dimuat di detikJatim dan selengkapnya bisa dibaca di sini.
Simak Video “Akhir Sang Ayah Lari di Jombang Usai Ditabrak Anaknya Sendiri”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)