liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Boleh Lega, Guru Besar Unair Sebut Penularan Flu Burung ke Manusia Jarang Terjadi


Jakarta

Kasus flu burung belakangan ini membuat masyarakat khawatir. Beberapa negara, termasuk China, telah melaporkan kasus flu burung menyebar ke manusia. Lantas, apakah flu burung sangat menular dan apakah bisa menular antar manusia?

Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Chairul Anwar Nidom mengatakan penularan flu burung ke manusia memang jarang terjadi, namun tetap berisiko sehingga tidak boleh dianggap remeh.

“Sebetulnya WHO juga mengatakan bahwa kejadian (penularan flu burung ke manusia) di Kamboja merupakan kejadian yang jarang terjadi, tapi bisa saja terjadi. Artinya mungkin masih beresiko. Jadi flu burung tidak bisa diremehkan,” katanya dalam sebuah kesempatan. webinar, Kamis (2/3/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Ia juga meminta masyarakat tidak terlalu khawatir karena saat ini belum ada kasus flu burung yang menular antar manusia seperti COVID-19 atau flu musiman. Hal ini karena tempat penempelan atau reseptor virus flu burung berbeda dengan virus flu musiman yang dapat menular antar manusia.

Reseptor virus flu burung adalah alpha-2,3 sialic acid (SA) yang banyak terdapat pada unggas atau ayam. Sedangkan reseptor virus influenza musiman pada manusia adalah alfa-2,6 galaktosa yang banyak ditemukan pada permukaan sel-sel organ saluran pernapasan bagian atas.

“Yang ada adalah penyebaran virus dari ayam ke orang-orang tertentu di sekitarnya,” tambah Nidom.

Menurut Prof Nidom, penularan virus flu burung ke manusia bisa terjadi jika konsentrasi virus sangat tinggi. Misalnya, ketika seseorang dengan kekebalan lemah memasuki area dengan konsentrasi virus yang sangat tinggi. Kondisi ini memungkinkan virus masuk ke saluran pernapasan.

“Ketika (virus) masuk, beradaptasi dengan reseptor di tubuh kita, kemudian melakukan aktivitas replikasi dan seterusnya,” lanjutnya.

Cara penularannya, lanjutnya, bisa terjadi melalui kontak langsung atau permukaan yang terkontaminasi virus atau permukaan yang terkontaminasi.

“Kalau kontak langsung misalnya dengan feses (ayam) atau di kulit ayam, ada virus lalu lalat, lalu kita hirup. Kalau permukaannya terkontaminasi, misalnya setelah memegang ayam, maka Ada virus yang menempel di tangan, sehingga bisa masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mata,” jelas Chairul.

Karena itu, Nidom mengingatkan, ancaman penularan flu burung pada manusia tetap menjadi risiko, sehingga penting dilakukan pengendalian flu burung.

Simak Video “Kasus Flu Burung Terdeteksi Pada Manusia di Kamboja”
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)