Jakarta –
Baru-baru ini viral di media sosial terkait seorang bayi berusia 54 hari yang meninggal setelah meminum ramuan tradisional tersebut. Bahannya terdiri dari perasan kencur dan daun kecipir.
Akibatnya, bayi tersebut mengalami sesak napas dan infeksi paru-paru. Alih-alih membawanya ke dokter, keluarga bayi justru menyarankan agar bayi diberi obat tradisional.
Karena kondisi bayi semakin parah, akhirnya bayi tersebut dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, bayi tersebut meninggal karena terlambat dioperasi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kasus ini menarik perhatian Ketua Perhimpunan Pengembangan Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr Dr Inggrid Tania, MSi. Ia mengingatkan, bayi di bawah satu tahun dilarang makan pohon kecipir.
Tanaman kecipir merupakan tanaman kacang-kacangan (kacang-kacangan) yang kaya akan nutrisi. Namun, kecipir juga memiliki risiko alergi yang sama dengan kedelai.
“Agar lebih aman, setiap bagian dari pohon kecipir dapat dikenalkan sebagai makanan nabati mulai dari bayi usia 1 tahun dengan dosis sayur yang normal (1-2 sendok makan maksimal 3-4 kali sehari),” ujar seorang siaran pers, Jumat (20/1/2023).
Protein pada daun kecipir dapat menyebabkan gejala alergi seperti sesak napas. Namun, tidak menutup kemungkinan bayi mengalami sesak napas akibat infeksi paru-paru sebelum diberikan ramuan tradisional.
Diungkapkan dalam keterangan tertulis, ramuan tradisional tersebut biasanya terbuat dari daun kecipir mentah. Daun kecipir mentah mengandung sejumlah kecil glikosida sianida yang sangat beracun.
“Penting untuk dicatat bahwa daun kecipir mentah mengandung sejumlah kecil glikosida sianida beracun yang dapat dihilangkan dengan memasak atau merebus daunnya,” lanjut pernyataan tersebut.
Simak Video “Bicara Viral Dokter Bayi 6 Bulan Meninggal Setelah Digendong Orang Tua”
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/naf)