Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah perwakilan Aremania mengunjungi Istana Kepresidenan Jakarta untuk meminta perhatian Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowii) tentang penanganan Tragedi Kanjuruhan yang dinilai mandeg di pihak kepolisian, Kamis (5/1).
Rombongan Aremania diterima Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Sementara itu, Jokowi tidak berada di Istana hari ini karena sedang berkunjung ke Provinsi Riau.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dalam pertemuan itu, Aremania meminta Jokowi mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) untuk pembentukan tim investigasi independen. Aremania menilai polisi menghalangi proses hukum Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan sedikitnya 135 orang.
“Kami mohon kepada Pak Moeldoko, Pak Presiden Jokowi, tolong keluarkan Perppu bagi penyidik independen di luar Polri karena Polri sudah tidak objektif lagi. Polri banyak kepentingannya,” kata Ketua Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan Imam Hidayat di upacara. Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (5/1).
Imam mengatakan, proses hukum yang sudah sampai tahap persidangan adalah kasus model A. Kasus ini merupakan temuan Polri.
Dalam kasus itu, penjahat hanya didakwa dengan pembunuhan. Aremania tidak menerima proses hukum karena menganggap Tragedi Kanjuruhan sebagai pembunuhan terencana.
Pada saat yang sama, Aremania membuat laporan polisi yang kemudian menjadi kasus model B. Namun, Polri sejauh ini menutup laporan dari tingkat Polri ke Bareskrim Polri.
“Terakhir kali kami dengar dari teman Arema, laporan model B tidak bisa jalan, tidak bisa masuk penyidikan kalau model A tidak selesai di pengadilan,” ujarnya.
“Kita akan bertarung nanti,” tambahnya.
Sebelumnya, 135 orang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan. Tragedi itu terjadi usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut gas air mata yang ditembakkan polisi menjadi penyebab jatuhnya korban dalam tragedi tersebut.
(anak/anak)
[Gambas:Video CNN]