Jakarta, CNNIndonesia —
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membeberkan penyebab sulitnya penjualan aset milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Suharto dan Jiwasraya.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan menjelaskan, aset tersebut tidak dilelang karena nilainya terlalu besar.
“Jadi dua jumbo itu belum laku. Nanti kita cari cara untuk menjualnya di lelang ulang,” kata Direktur Lelang DJKN Joko Prihanto dalam jumpa pers, Jumat (20/1).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Harta Tommy Suharto hasil penyitaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) tercatat Rp 2 triliun. Aset yang terdiri dari empat bidang tanah itu sudah tiga kali dilelang, tapi belum ada yang laku.
Sedangkan aset Jiwasraya dilelang pemerintah dalam dua paket, yakni alat berat dan saham. Aset alat berat dijual dengan harga Rp 9 miliar pada November lalu, sedangkan saham tetap tidak terjual karena nilai batasnya sekitar Rp 3,48 triliun.
Jiwasraya yang belum dijual berupa saham sekitar Rp 3,5 triliun, kata Joko.
Namun, dia menegaskan aset saham Jiwasraya cenderung masih penting karena hanya dilelang satu kali. Ini berbeda dengan aset Tommy yang tidak berbunga meski sudah berkali-kali dilelang.
Hanya saja, masyarakat yang berminat membeli aset saham Jiwasraya kehabisan waktu karena tidak bisa memenuhi pelunasan sesuai aturan, yakni lima hari setelah proses lelang.
Untuk itu, DJKN saat ini sedang mempertimbangkan usulan calon pembeli terkait perpanjangan batas waktu pembayaran.
“Ada yang bertanya, ‘Bisakah pembayarannya diperpanjang atau tidak?’, misalnya tidak lima hari, misalnya dua minggu, tiga minggu, atau sebulan. Saat itu aturannya belum boleh, makanya kami bilang tidak,” terangnya. .
Sementara itu, DJKN melaporkan nilai lelang utama yang terkumpul tahun ini sebesar Rp 35,2 triliun. Rekor ini merupakan realisasi tertinggi dalam sejarah lelang pemerintah.
“Lelang tertinggi sepanjang sejarah, dalam kurun waktu 115 tahun. Tertinggi di 2022 karena sudah tembus Rp 35 triliun. Luar biasa,” pungkas Joko.
(frl/lth)
[Gambas:Video CNN]